Senin, 12 September 2016

Tokoh-Tokoh Manajemen

TOKOH-TOKOH MANAJEMEN
PENDAHULUAN
            Adanya manajemen sekaraang adalah hasil penyelidikan para ahli hingga saat ini. Sesungguhnya, diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Sebelumnya, hampir dapat dikatakan belum ada kepuasan-kepuasan secara tertulis di bidang manajemen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manajemen sebagai ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Keadaan demikian ini menyebabkan masih ada orang yang segan mengakuinya sebagai ilmu pengetahuan. Hal seperti ini bukan saja dialami oleh ilmu pengetahuan manajemen, tetapi juga ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, mengalami nasib atau proses yang serupa, sebelum ia berhak memakai gelar ilmu pengetahuan.
            Menurut caranya memecahkan persoalan, maka oleh Beishline, manajemen itu digolongkan kedalam tiga kelas, yaitu:
a.     Manajemen konvensional,
b.     Manajemen sistematis, dan
c.      Manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan.
Manajemen konvensional disebut juga manajemen tradisional atau manajemen untung-untungan,maksudnya bahwa manajer dalam menghadapi suatu persoalan, dengan cara mendasarkan diri kepada tindakan-tindakan yang diambilnya di zaman lampau, jadi selalu, mendasarkan dirinya atas tradisi.
            Di sini, pengalaman manajer memegang peranan penting dalam manajemen tradisional, pengalaman manajer sangat memegang peranan penting.manajemen jenis ini digunakan di kalangan yang luas, tetapi jenis ini merupakan bentuk manajemen yang paling sedikit efektivitas dan efisiensinya.
            Manajemen sistematis dapat dianggap sebagai langkah pertengahan antara manajemen konvensional dan manajemen yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Di sini, manajer dalam memecahkan suatu persoalan yang dihadapinya, bukan saja mendasarkan diri pada pengalamannya, tetapi pada pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang serupa. Apa yang dipergunakan oleh orang lain dengan berhasil baik, dipedomani dan dipraktikkan.
            Manajemen berdasar ilmu pengetahuan dirumuskan oleh Beishline sebagai berikut.
            Manajemen berdasar ilmu pengetahuan tidak menerima suatu cara manajemen semata-mata oleh karena cara itu di waktu yang lampau telah dipakai dengan hasil baik, melainkan menetapkan dengan seksama persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai pegangan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai cara pemecahan sementara, dan memeriksa kembali cara pemecahan itu. Dengan demikian, manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan itu adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisa yang logis, yang membawa kepada suatu rencana yang efektif.
            Hal ini mendekati apa yang dikemukakkan oleh Spriegel dan Lansburgh yang mengatakan sebagai berikut.
In scientific management the steps in decision making are:
a.     Get the facts,
b.     Analize the facts,
c.      Consider the objective in the light of the available facts, and
d.     Decide
Jadi manajemen yang berdasarkan ilmu pengetahuan harus menetapkan langkah-langkah, sebelum mengambil keputusan, yaitu mengumpulkan data-data, mempertimbangkan tujuan dengan hubungan dari data-data yang sudah terkumpul, kemudian menetapkan apa yang menjadi putusan.
            Hal ini tidak berarti bahwa hasil-hasil pengalaman pada waktu yang lalu tidak perlu diperhatikan sama sekali. Dalam keadaan yang sangat mendesak, bila pengumpulan dan penganalisaan data-data tidak memungkinkan, maka mau tidak mau pengalaman yang baik pada masa lalu dapat diterapkan. Hal ini disadari betul oleh Spriegel dan Lansburgh, yang selanjutnya mengatakan sebagai berikut:
“unfortunately, action has to be taken without the facts, if immediate action has to be taken time is not available for collecting all the facts. In this case past experience serves as available guide.... many of the long run bussines decisions can be supported by scientific forecasting but there still remains a measure of enlightened in sight in terms of past experience.”
            Ilmu manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda, ilmu pengetahuan ini timbul berkat hasil-hasil penyelidikan para ahli sejak dahulu hingga saat ini, oleh karenanya, ada baiknya sekarang kita kemukakan beberapa ahli yang meletakkan dasar bagi timbulnya ilmu manajemen karena merekalah perintis jalan meletakkan dasar-dasar ilmu manajemen. Secara singkat akan dikemukakan hasil-hasil ciptaan mereka, riwayat hidupnya, dan sebagainya.

Hasil gambar untuk FREDERICH WINSLOW TAYLOR
1.FREDERICH WINSLOW TAYLOR(1856-1915)

            F.W.TAYLOR Adalah seorang manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh manajemen terbesar, dia menetapkan cara-cara ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam perusahaan, dan dari hasil analisisnya menetapkan beberapa prinsip yang menggantikan sistem coba-coba yang lazim pada masanya. Ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa hasil yang memuaskan akan diperoleh oleh perusahaan industri dengan melaksanakan pekerjaan yang sudah direncanakan dan manajer memperhatikan dengan saksama, baik unsur-unsur mesin maupun unsur-unsur manusia.
            Kedudukan F.W. Taylor dalam ilmu pengetahuan manajemen dapat disamakan dengan kedudukan Darwin sebagai salah seorang pemuka dalam natural science. Bahkan, Towne menyebut Taylor sebagai “one of the world discovers and creative leaders “ dan sebagai “creaor of a new science”. Jadi Taylor bahkan dianggap sebagai pencipta scientific management.

Hasil gambar untuk henry fayol


2. HENRY FAYOL (1841-1925)
            Henry Fayol, sebagai seorang tokoh manajemen, peranannya dapat disejajarkan dengan F.W.Taylor, kedua tokoh ini sama-sama berpendapat bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu, dan itu dapat diajarkan dan dipelajari. Perbedaan keduanya, kalau Henry Fayol menjuruskan perhatiannya kepada pimpinan tingkat atas, maka Taylor menitikberatkan perhatiannya kepada pimpinan menengah dan pertama. Itulah sebabnya buku Taylor pada cetakan ulang dalam tahun 1933 diubah namanya dari Principles of Scientific management menjadi The Shop management.
            Henry Fayol menggunakan seluruh karier bisnisnya pada sebuah perusahaan pertambangan dan industri di Prancis. Ia pensiun sebagai direktur setelah membuat kemajuan besar dalam mengorganisasi dan memperluas perusahaan tersebut. Tahun-tahun terakhirnya digunakan untuk mengembangkan hasil pemikirannya, khususnya dalam lingkungan pemerintahan bahwa prinsip-prinsip administrasi dapat dan harus diaplikasikan pada semua bentuk organisasi, tidak hanya pada perusahaan dan industri.
            Pada tahun 1908, Henry Fayol mengeluarkan sebuah buku dengan judul Administration Indutrielle et General, yang kemudian diterjemahkan oleh Constance Storrs ke dalam bahasa inggris dengan judul General and industrial management. Buku ini adalah hasil praktik dan studi dan bidang manajemen selama lebih dari lima puluh tahun.
            Dalam bukunya yang disebutkan di atas, Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen, yaitu:
a.     Divison of work,
b.     Authority,
c.      Dicipline,
d.     Unity of command,
e.     Unity of direction,
f.       Subordination of individual interest to general interest,
g.     Remuneraction,
h.     Centralization,
i.        Scalar chain,
j.       Order,
k.     Equity,
l.        Stability of turn over of personnel,
m.  Initiative, dan
n.     Ecsprit de crops.

a.     Divison of work
Spesialisasi menurut Henry Fayol merupakan sifat alamiah, terlihat pada setiap masyarakat. Bila masyarakat berkembang, maka tambahlah organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi lama yang mengatakan beraneka ragam fungsi pada masyarakat primitif.
b.     Authority and Responsibility
Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan yang meminta kepatuhan. Henry Fayol membedakan authority atas personal authority dan official authority.
c.      Dicipline
Hakikat dari kepatuhan (dicipline), yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis, lisan atau berupa peraturan atau kebiasaan.
d.     Unity of Command
Dalam setiap tindakan seorang pegawai harus menerima instruksi dari seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, berarti wewenang (authority) dikurangi, disiplin terancam, ketenangan terganggu, dan stabilitas mengalami cobaan.
e.     Unity of direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai one head and plan for a group of activities having the same objective itu merupakan persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi, kekuatan, memfokuskan usaha.
f.       Subordination of Individual Interest to General Interest
Dalam sebuah perusahaan, kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas kepeningan perusahaan. Kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu dahulu daripada kepentingan anggota-anggotanya, dan kepeningan negara harus didahulukan dari kepentingan warga negara atau kepentingan kelompok masyarakat.
g.     Remuneration of Personnel
Gaji pegawai adalah harga dari layanan yang diberikannya. Harus adil, sejauh mungkin memberi kepuasan baik kepada pegawai maupun kepada perusahaan.
h.     Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan disentralisasi.
i.        Scalar chain
Scalar chain (rantai saklar) adalah rantai yang bermula dari atasan, yaitu dari authority terakhir hingga pada tingkat terendah, garis kekuasaan (the line of auhority) adalah route (jalan) yang diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali ke kekuasaan terakhir.
j.       Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang, yaitu suatu tempat untuk setiap orang dan setiap pada tempatnya masing-masing. Demikian pula ada suatu tempat bagi suatu sesuatu, dan sesuatu itu pada tempatnya.
k.     Equity
Untuk merangsang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan, memerlukan keramahan dan keadilan. Kombinasi keramahtamahan dan menghasilkan equity.
l.        Stability of turnover of Personel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar membiasakan diri pada pekerjaan baru dan berhasil mengerjakannya dengan baik. Bila ia sudah mulai biasa atau sebelumnya dia dipindahkan, dia harus menyesuaikan diri lagi.
m.  Initiative
Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilan merupakan pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan untuk berpikir ini dan kemampuan untuk melaksanakan di sebut inisiatif.
n.     Ecsprit de Corps

       “persatuan adalah kekuatan”. Para pimpinan perusahaan harus berbuat       banyak untuk merealisasikan pembahasan itu. 






baca juga....!!!!
Arti,Sarana, dan fungsi Manajemen
Tokoh-Tokoh Manajemen
Perencanaan

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar